Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Kebenaran yang di Sanksi

Malam ini aku sedang berada di dekatnya dengan secangkir kopi susu berbusa yang hangat,, begitu dengan batuk ku tak kunjung sembuh. Menghilangkan rasa baper itu sedikit lebih rumit bagi aku, namun aku berusaha setenang mungkin berada di sisinya malam itu. Ada pembahasan sebnarnya Antara manusia yang haus ketenaran dengan yang tidak tertarik akan hal itu. Tentang manusia yang memanfaatkan segala cara untuk mencapai obsesi hingga lupa apa yang harus dia tutupi. Pentingkah aku berbicara itu dengan nya untuk membuka percakapan baru, aku senang masih ada waktu berberapa bukan untuk satu meja dengannya menghabiskan secangkir kopi susu. Aku pun tak akan mengurusi urusan yang sebenarnya buat aku geram, namun emosi tak akan membuat masalah selesai begitu saja. Hanya karna beda pendapat dan sudut pandang mereka begitu skartis. Tahun ini benar benar diawali dengan kenyataam mencengangkan. Kenapa tak merangkul sajalah Kita bebas mencintai apapun tanpa di miliki, siapa yang akan melarang itu

Bungkam karna Mataku #1

Aku mau bercerita banyak tentang yang aku alami, sejak kecil aku sudah punya kebatasan hanya saja aku diam saja sampai lah orang tua resah mengira aku ini anak yang bodoh, melihat nilai aku yang rendah dan rangking paling bawah. Aku sudah sering dihujat dan dicela, dengan masalah aku ini, kadang aku menangis dibangku kelas sendirian ketika mereka mengerjakan soal dipapan tulis, tapi aku untungnya punya teman baik yang mau memberitahukan aku  tentang soal yang ada disana, walau kadang guru salah paham mengira aku menyontek mereka. aku tetap saja diam, sampai akhirnya dikelas 4 SD aku berani mengeluhkan itu kepada guru ku tapi belum kepada kedua orang tua aku, ya dulu aku tidak mau orang tua aku tau karna mereka akan terbeban, maklum biaya kaca mata jaman dulu sangat mahal aku tak mau orang tua ku susah payah untuk membelikan ku kacamata. dan tidak ada perubahan tetap saja aku tidak di bawa untuk berobat  walau orang tua aku mengetahuinya malah justru membiarkan aku. aku tak dendam